Pasar dan Pemerintahan Dalam Ekonomi Modern
Perekonomian pasar merupakan sistem perekonomian yang
mengandalkan harga sebagai variabel yang menentukan keseimbangan ekonomi.
Berbagai keputusan ekonomi untuk menentukan barang dan jasa apa yang akan
dibuat (What), bagaimana menghasilkannya (How) dan siapa saja yang akan
mengkonsumsi barang dan jasa tersebut (for Whom), ditentukan oleh mekanisme
pasar dengan bimbingan tangan gaib (invisible hand).
Secara umum pasar didefinisikan sebagai suatu mekanisme di mana
penjual dan pembeli dapat menentukan harga secara bersama-sama untuk melakukan
pertukaran. Pasar menentukan harga tiap barang dan jasa dalam perekonomian.
Pasar dapat dikategorikan ke dalam dua besar, yaitu pasar barang dan jasa serta
pasar faktor. Pasar faktor merupakan tempat interaksi antara penjual faktor
produksi (sektor rumah tangga) yang memiliki tanah, modal, keterampilan dan
lainnya, dengan yang meminta faktor produksi yaitu pihak perusahaan.
Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan akumulasi dari
berbagai pasar barang dan jasa serta pasar faktor produksi. Banyaknya jenis
barang/jasa tersebut akan menimbulkan diversifikasi pekerjaan. Selanjutnya,
diversifikasi pekerjaan akan menghasilkan spesialisasi, yang akan mendorong
timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang
serendah-rendahnya.
Dalam kenyataannya, tidak semua barang dan jasa bisa dihasilkan
melalui mekanisme pasar dengan ‘tangan gaibnya’. Namun terjadi persaingan yang
tidak sempurna, yang akhirnya menimbulkan inefisiensi, sehingga harga yang
terjadi menjadi demikian mahal atau bahkan sebaliknya dimana barang dan jasa
menjadi tidak berharga. Kegagalan sistem ekonomi pasar akan menghasilkan
pengaruh yang dapat merugikan perekonomian itu sendiri. Di samping akan
menimbulkan pemusatan faktor produksi pada satu pihak tertentu dan
mengakibatkan ketimpangan dalam pendapatan.
Inefisiensi pasar ini memerlukan intervensi dari pemerintah.
Pemerintah dalam aktivitasnya dalam perekonomian pasar dibatasi hanya pada beberapa
kegiatan yang memang tidak bisa dilakukan oleh individu, seperti misalnya
bidang keamanan dan pertahanan. Tetapi jika harus campur tangan dalam
perekonomian dengan tujuan mengembalikan efisiensi, maka pemerintah melakukan
regulasi atau membuat kebijakan-kebijakan yang berfungsi mengatur jalannya
perekonomian agar tetap efisien. P.A. Samuelson mengatakan bahwa pemerintah
mempunyai tiga fungsi perekonomian, yaitu:
1.
Mengoreksi kegagalan pasar demi efisiensi.
2.
Membuat program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan menggunakan
instrumen pajak dan pengeluaran pemerintah.
3.
Membuat kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
tangguh.
No
|
Jenis
Bahan
|
Satuan
|
Volume/Unit
Output
|
1
|
A
|
Kg
|
20
|
2
|
B
|
Ltr
|
10
|
3
|
C
|
Gr
|
30
|
4
|
D
|
Ml
|
25
|
5
|
E
|
M3
|
10
|
6
|
F
|
dll
|
xxxxx
|
Simulasi Biaya Kebutuhan Bahan Baku,Bahan Pembantu dan Spare Parts.
Cosumtion
Kebutuhan
dan biaya tenaga kerja di pabrik
1.
Tenaga kerja langsung (direct labor)
Tenaga kerja langsung (direct labor)
NO
|
Bidang
Pekerja
|
Jumlah
Pekerja
|
|
1
|
Operator
|
34
|
|
2
|
Teknisi
|
12
|
|
3
|
Mesin
|
25
|
|
4
|
dll
|
xxxx
|
2.
Tenaga Kerja Tak Langsung (indirect
labor)
No
|
Bidang Pekerja
|
Jumlah Pekerja
|
|
1
|
Directur
|
1
|
|
2
|
Manager Produksi
|
2
|
|
3
|
Supervisor
|
13
|
|
4
|
Tenaga Administrasi Pabrik
|
37
|
|
5
|
Satpam Pabrik
|
6
|
|
6
|
Office Boy
|
25
|
|
7
|
dll
|
xxxx
|
Biaya Overhead Pabrik
No
|
Jenis Biaya
|
Biaya yang dikeluarkan
|
|
1
|
Biaya Upah Tidak Langsung
|
8.xxx.xxx
|
|
2
|
Biaya Listrik,Air dan Telepon
|
9.xxx.xxx
|
|
3
|
Biaya Perawatan
|
3.xxx.xxx
|
|
4
|
Biaya Bahan Bakar
|
5.xxx.xxx
|
|
5
|
Biaya Supplies di Pabrik
|
9.xxx.xxx
|
|
6
|
Biaya Penyusutan
|
6.xxx.xxx
|
|
7
|
Biaya Asuransi
|
10.xxx.xxx
|
|
8
|
Biaya Lain-Lain
|
5.xxx.xxx
|
Nama
dan jumlah pada table di atas hanya sebuah gambaran/ilustrasi bagaimana perusahan mengeluarkan biaya
kebutuhan bahan baku,bahan pembantu dan spare parts.
Di
bawah ini merupakan contoh sederhana dari ulasan di atas,dalam akuntansi biaya
terdapat dua cara perhitungan akuntansi
biaya, demi tercapainya tujuan akuntansi biaya maka cara perhitungan
ini mutlak dilakukan terutama untuk pengendalian biaya dan pengambilan
keputusan.
Adapun cara perhitungan biaya yang umum dilakukan adalah:
Adapun cara perhitungan biaya yang umum dilakukan adalah:
·
Perhitungan
biaya sebelum proses produksi dilakukanDalam menghitung biaya
produksi sebelum proses produksi dilakukan, biaya produksi ditetapkan
berdasarkan pengeluaran yang sudah terjadi di masa lalu sebagai dasar
perhitungan, kemudian diperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang
akan datang, misal terjadinya kenaikan harga bahan baku, kenaikan atau
penurunan ongkos tenaga kerja, bahkan inflasi atau deflasi turu pula
diperhitungkan serta kemungkinan-kemungkinan lainnya. Perhitungan ini berguna
untuk menentukan harga pokok produksi.Sebagai contoh perhatikan ilustrasi
berikut :
Jenis Biaya
|
Periode Lalu
31 Desember
2009
|
Estimasi Biaya
1 januari 2010
|
Bahan Baku
|
1.500.000
|
2.000000
|
Biaya Tenaga Kerja
|
750.000
|
850.000
|
Biaya Overhead Pabrik
|
1.350.000
|
1.750.000
|
Jumlah
|
3.600.000
|
4.600.000
|
Pada periode yang akuntansi yang baru (1 jan 2010) perusahaan akan memproduksi barang cetak sebanyak 500.000 eksemplar, berdasarkan pengalaman tahun lalu untuk memproduksi barang cetak dengan jumlah yang sama menghabiskan biaya total sejumah 3.500.000, maka pada 1 jan 2010 untuk memproduksi barang yang sama dengan jumlah yang sama. Maka untuk menentukan biaya produksi 1 jan 2010 adalah dengan melakukan estimasi berdasarkanperiode sebelumnya dengan memperhitungan kemungkinan kenaikan dan penurunan yang akan terjadi, sehingga biaya produksi diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp 4.600.000,-
Perhitungan biaya setelah proses produksi dilakukan Berdasarkan cara ini untuk menghitung biaya produksi didasarkan atas pencatatan biaya-biaya yang seungguhnya terjadi sehingga diperoleh jumlah.
Dengan
menggunakan kedua cara perhitungan tersebut bisa digunakan untuk mengetahui apakah
perusahaan berhasiil melakukan efisiensi atau tidak. Tingkat efisiensi bisa
diukur berdasarkan biaya yang dikeluarkan (secara partial) atau berdasarkan
seluruh biaya yang dikeluarkan (global), untuk jelasnya perhatikan tabel
dibawah ini, dari kasus diatas asumsinya perusahaan telah selesai memproduksi
barang cetak sebanyak 500.000 exemplar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi
sebagaimana tampak padatabel dibawah. Jika dilihat secara partial per jenis
biaya perusahaan mengalamai inefisiensi (tidak efisien) pada kelompok biaya
overhead pabrik sedangkan pada dua kelomopok biaya sebelumnya (biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja) perusahaan berhasil melakuakan efisiensi. Namun jika
dilihat dari total biaya (secara global) maka perusahaan dikatakan telah melakukan
efisiensi.
Jenis
Biaya
|
Sebelum
Proses
Prod.
|
Sesudah
Proses
Prd.
|
Efisiensi
|
Bahan Baku
|
2.000.000
|
1.850.000
|
YA
|
Biaya Tenaga
Kerja
|
850.000
|
810.000
|
YA
|
Biaya Overhead
Pabrik
|
1.750.000
|
1.800.000
|
TIDAK
|
Jumlah
|
4.600.000
|
4.460.000
|
YA
|
SUMBER
http://susilofy.wordpress.com/2011/02/18/pasar-dan-pemerintah-dalam-ekonomi-modern
http://akuntansibiaya.web.id/?p=95
Tidak ada komentar:
Posting Komentar