Tugas ke-3, Lutfi Nur Ibrahim, 14411169, 3IB01C
Konsep Ekuivalensi
Untuk menjelaskan konsep ekuivalensi,missal seseorang meminjam uang sebesar Rp.1000 dan sepakat untuk mengembalikan dalam jangka waktu 4 tahun dengan suku bunga 10%. Terdapat banyak cara untuk membayarkan kembali pokok pinjaman dan bunga untuk menunjukkan konsep ekuivalensi. Ekuivalensi disini berarti semua cara pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam.
Cara 1 : Pada setiap akhir tahun dibayar satu per empat pinjaman pokok ditambah bunga yang jatuh tempo
Tahun | Jumlah Pinjaman Pada Awal Tahun | Bunga Pinjaman untuk Tahun Tersebut | Total Pinjaman pada Akhir Tahun | Pinjaman Pokok yang Dibayarkan | Total Pembayaran pada Akhir Tahun |
1 | 1000 | 100 | 110 | 250 | 350 |
2 | 750 | 75 | 825 | 250 | 325 |
3 | 500 | 50 | 550 | 250 | 300 |
4 | 250 | 25 | 275 | 250 | 275 |
2500 | 250 | 1000 | 1250 |
Cara 2 : Pada setiap akhir tahun dibayar bunga yang jatuh tempo, pinjaman pokok dibayarkan kembali pada akhir tahun ke-4
Tahun | Jumlah Pinjaman Pada Awal Tahun | Bunga Pinjaman untuk Tahun Tersebut | Total Pinjaman pada Akhir Tahun | Pinjaman Pokok yang Dibayarkan | Total Pembayaran pada Akhir Tahun |
1 | 1000 | 100 | 1100 | 0 | 100 |
2 | 1000 | 100 | 1100 | 0 | 100 |
3 | 1000 | 100 | 1100 | 0 | 100 |
4 | 1000 | 100 | 1100 | 1000 | 1100 |
4000 | 400 | 1100 | 1000 | 1400 |
Cara 3 : Pada setiap akhir tahun dilakukan pembayaran sama besar, yang terdiri dari sejumlah pinjaman pokok dan bunga yang telah jatuh tempo
Tahun | Jumlah Pinjaman Pada Awal Tahun | Bunga Pinjaman untuk Tahun Tersebut | Total Pinjaman pada Akhir Tahun | Pinjaman Pokok yang Dibayarkan | Total Pembayaran pada Akhir Tahun |
1 | 1000 | 100 | 1100 | 215,47 | 315,47 |
2 | 784,53 | 78,45 | 862,98 | 237,02 | 315,47 |
3 | 547,51 | 54,75 | 602,26 | 260,72 | 315,47 |
4 | 286,79 | 28,68 | 315,47 | 286,79 | 315,47 |
2618,84 | 261,88 | 1000 | 1261,88 |
Cara 4 : Pokok pinjaman dan bunga dibayarkan dalam satu kali pembayaran di akhir tahun ke-4
Tahun | Jumlah Pinjaman Pada Awal Tahun | Bunga Pinjaman untuk Tahun Tersebut | Total Pinjaman pada Akhir Tahun | Pinjaman Pokok yang Dibayarkan | Total Pembayaran pada Akhir Tahun |
1 | 1000 | 100 | 1100 | 0 | 0 |
2 | 1100 | 110 | 1210 | 0 | 0 |
3 | 1210 | 121 | 1331 | 0 | 0 |
4 | 1331 | 133,1 | 1446,1 | 1000 | 1464,1 |
4641 | 464,1 | 1000 | 1464,1 |
- Tingkat suku bunga
- Jumlah uang yang terlibat
- Waktu penerimaan dan/atau pengembalian uang
- Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan dan modal awal yang diperoleh kembali.
Present Worth Analysis
Present worth analysis (analisis nilai sekarang) didasarkan pada konsep ekuivalensi dimana semua arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan terhadap titik waktu sekarang pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum attractive rate of return – MARR).
Usia pakai berbagai alternatif yang akan dibandingkan dan periode analisis yang akan digunakan bisa berada dalam situasi:
- Usia pakai sama dengan periode analisis
- Usia pakai berbeda dengan periode analisis
- Periode analisis tak terhingga
NPV = PW pendapatan – PW pengeluaran
Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai NPV ≥ 0 maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan NPV terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifat independent, dipilih semua alternatif yang memiliki NPV ≥ 0.
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh: Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan present worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaian:
NPV = 40000000(P/F,12%,8) + 1000000(P/A,12%,8) – 30000000
NPV = 40000000(0,40388) + 1000000(4,96764) – 30000000
NPV = -8.877.160
Oleh karena NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru tersebut tidak menguntungkan.
Future Worth Analysis
Future worth analysis (analisis nilai masa depan) didasarkan pada nilai ekuivalensi semua arus kas masuk dan arus kas keluar di akhir periode analisis pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (MARR). Oleh karena tujuan utama dari konsep time value of money adalah untuk memaksimalkan laba masa depan, informasi ekonomis yang diperoleh dari analisis ini sangat berguna dalam situasi-situasi keputusan investasi modal.
Hasil FW alternative sama dengan PW, dimana FW = PW (F/P,i%,n). Perbedaan dalam nilai ekonomis yang dihasilkan bersifat relative terhadap acuan waktu yang digunakan saat ini atau masa depan. Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai FW ≥ 0 maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan FW terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifat independent, dipilih semua alternatif yang memiliki FW ≥ 0.
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh: Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan future worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaian:
FW = 40000000 + 1000000(F/A,12%,8) – 30000000(F/P,12%,8)
NPV = 40000000 + 1000000(12,29969) – 30000000(2,47596)
NPV = -21.979.110
Oleh karena NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru tersebut tidak menguntungkan.
Annual Worth Analysis
Annual worth analysis (analisis nilai tahunan) didasarkan pada konsep ekuivalensi dimana semua arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan dalam sederetan nilai uang tahunan yang sama besar pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum attractive rate of return – MARR)
Hasil AW alternatif sama dengan PW dan FW, dimana AW = PW(A/P,i,n) dan AW = FW(A/F,i,n). Dengan demikian, AW dari setiap alternatif dapat dihitung juga dari nilai-nilai ekuivalen lainnya. Nilai AW alternatif diperoleh dari persamaan:
AW = R – E – CR
Dimana:
R = revenues (penghasilan atau penghematan ekuivalen tahunan)
E = expences (pengeluaran ekuivalen tahunan)
CR = capital recovery (pengembalian modal)
Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai AW ≥ 0 maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan NPV terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada bersifat independent, dipilih semua alternatif yang memiliki AW ≥ 0.
Capital Recovery
Capital recovery suatu alternatif ialah nilai seragam tahunan yang ekuivalen dengan modal yang diinvestasikan. Beberapa persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung CR adalah:
CR = I(A/P,i,n) – S(A/F,i,n)
CR = (I – S)(A/F,i,n) + I(i)
CR = (I – S)(A/P,i,n) + S(i)
Dimana:
I = investasi awal alternatif
S = nilai sisa di akhir usia pakai
n = usia pakai alternatif
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh: Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan annual worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaiannya:
AW = 40000000(A/F,12%,8) – 30000000(A/P,12%,8) + 1000000
AW = 40000000(0,08130) – 30000000(0,20130) + 1000000
AW = -1787000
Oleh karena AW yang diperoleh < 0, maka pembelian peralatan baru tidak menguntungkan.
Source :
http://batangsungkai.wordpress.com/tag/ekonomi-teknik/
Other link:
www.gunadarma.ac.id
www.baak.gunadarma.ac.id
www.library.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar