Jumat, 11 Mei 2012

Analisis Titik Impas dan Analisis Sensitivitas

Analisis titik impas
    Analisis titik impas adalah dimana keadaan suatu operasi perusahaan tidak mengalami untung atau Impas(rugi),sehingga antara total biaya produksi seimbang dengan penghasilan perusahaan. Sebelum perusahaan melakukan produksi,perusahaan akan melakukan perencanaan terhadap keuntungan yang akan di perolehnya. Dan ketika proses produksi dilakukan maka perusahaan akan mengeluarkan biaya produksi,sehingga agar tidak terjadi kerugian maka dengan teknik analisa titik impas perusahaan dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang akan di tetapkan,selain itu perusahaan juga mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing tanpa melupakan laba yang di targetkan.Bisa dikatakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga penjualan dan juga sebaliknya. Dan dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga penjualan. Sebelum bisa menghitung titik impas atau menganalisis kaitan antara biaya-volume produksi-laba,yang dianalisis terlebih dahulu antara lain :
a.       Komponen biaya produksi
b.      Jenis- jenis biaya

A.Komponen Biaya Produksi
 1. Bahan baku langsung (bahan baku yang dapat ditelusuri langsung ke produk)

 2. Tenaga kerja langsung (Tenaga kerja yang tekait langsung dengan produk)

 3. Overhead pabrik (biaya – biaya tidak langsung yang terkait  dengan pembuatan produk)

B.Jenis – Jenis Biaya :
1. Biaya Variabel (Variabel Cost)
  Total biaya akan bertambah atau berkurang seiring dengan kenaikan atau penurunan volume produksi.

2. Biaya Tetap (Fixed Cost)
    Total biaya akan tetap selama produksi berapa dalam rentang produksi yang relavan.

Rumus titik impas  
Pengetahuan akan angka break even ini sangatlah penting dalam melakukan analisis keuangan, maupun dalam perencanaan laba dan pengambilan keputusan. Perhitungan break even inidapat dijelaskan melalui contoh sebagai berikut:
    
Misalkan biaya tetap(fixed cost) Rp 40.000,-, biaya ini dikeluarkan kendatipun tidak ada penjualan. Biaya variable Rp 1,2 per unit artinya berap unit yang dijual biaya variabelnya dikalikan Rp 1,2. Bertambah besar volume penjualan bertambah besar pula biaya variable. Penjualan per unit dimisalkan Rp 2.
               
Dari data ini dapat kita cari break even sebagai berikut:
Penjualan adalah harga x Volume (unit)
Sales  = Price x Quantity
   S      = P . Q
   S      =Rp 2 . Q
   P menggambarkan harga per unit, Q menggambarkan volume penjualan dalam unit, sedangkan S menggambarkan nilai total penjualan (sales).
Total biaya adalah biaya tetap + biaya variable
   TC      = FC + VC
   Jika FC = Rp 40.000,- maka :
   TC      = 40.000+ 1,2.Q
Dari rumusan ini kita dapat membuat rumus break even.
     
Rumus break even point
Kalau kita ingin mengetahui total cost atau total penerimaan dari penjualan maka yang diperlukan hanya volume penjualan dalam unit (Q). setiap jumlah Q akan kita dapat menghitung sales,total cost, dan juga laba/rugi.
     
Namun dalam BEP yang menjadi pegangan bagi kita adalah titik dimana perusahaan tidak mengalami laba dan tidak mengalami rugi atau istilah lainnya titik IMPAS.
Titik impas ini terjadi apabila:
TR (Sales)   = P. Q
TC           = FC + VC

Jadi pada titik break even:
Harga x Kuantitas Penjualan =biaya tetap + biaya variable
P . Q =  FC+ VC
P .Q  =  FC + (V . Q )
(P. Q) – (V. Q) =FC
Q (P-V)= FC
V= harga variable cost per unit
Jadi :
Q=  FC / P - V
Dalam rumus dan contoh di atas maka break even dapat kita hitung sebagai berikut:
Q    = 40.000 / 2 – 1,2
Q    = 50.000             

Analisis Sensitivitas
     Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter- parameter produksi terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan keuntungan.Dengan melakukan analisis sensitivitas akibat yang mungkin terjadi dari peerubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh :
Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan.Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipsi adanya perubahan-perubahan berikut:
1.  Adanya Cost overrun,yaitu kenaikan biaya-biaya.seperti biaya konstruksi,biaya bahan baku,produksi,dsb.
2.  Penurunan produsivitas
3.  Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.
Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR,NPV ,B/C ratio, dan payback period pada beberapa scenario perubahan yang mungkin terjadi.

Contoh Kasus

Sebuah penggilingan padi mempunyai arus kas seperti terlihat pada table 6.12 .Pada table tersebut juga telah dilakukan penyalesaian dengan menghitung nilai NPV,IRR dan B/C. Analisis dilakukan pada tinggkat discount factor 15 % per tahun.
               
Tahun
C
B
B-C
DF 15%
NPV 15%
DF 30%
NPF 30%
DF 50%
NPV 50%
0
5000
0
-5000
1
-5000
1
-5000
1
-5000
1
3000
4000
1000
0,87
870
0.769
769
0.667
667
2
2500
4000
1500
0.756
1134
0.592
888
0.444
666
3
2500
5000
2500
0.658
1645
0.455
1137.5
0.296
740
4
2000
5000
3000
0.572
1716
0.35
1050
0.198
594
5
2000
5000
3000
0.497
1491
0.269
807
0.132
396
6
2000
5000
3000
0.432
1296
0.207
621
0.088
264
7
2000
5000
3000
0.376
1128
0.159
477
0.059
177
8
2000
7000
5000
0.327
1635
0.123
615
0.039
195




NPV=
5915

1364.5

-1301

Hasil analisis :
NPV (pada tinggkat discound rate 15 % per tahun)= Rp 5915
Net B/C = 870+1134+1645+1716+1491+1296+1128+1635/5000
                = 2.183
IRR = 30 +  1365000 x (50-30) / 1365000 – (- 1301000)
                = 40.24%
Setelah pelaksanaan terjadi perubahan dalam biaya operasi,yang besarnya 30 % dari perhitungan biaya semula.Setelah dilakukan analisis sensitivitas ,maka hasil analisis disajikan pada table 6.13 .


               
Tahun
C
B
B-C
DF 15%
NPV 15%
DF 30%
NPV30%
0
5000
0
-5000
1
-5000
1
-5000
1
3900
4000
1000
0,87
87
0.769
76.9
2
3250
4000
750
0.756
567
0.592
444
3
3250
5000
1750
0.658
1151.5
0.455
796.25
4
2600
5000
2400
0.572
1372.8
0.35
840
5
2600
5000
2400
0.497
1192.8
0.269
645.6
6
2600
5000
2400
0.432
1036.8
0.207
496.8
7
2600
5000
2400
0.376
902.4
0.159
381.6
8
2600
7000
4400
0.327
1438.8
0.123
541.2




NPV=
2749.1

-777.65

Hasil analisis :
NPV(pada tingkat discount rate 15 % per tahun) = Rp 5915000
Net B/C =87+567 + 1152 +1373+1193+1037+902+1439 / 5000
                = 1.55
 IRR         = 15 + 2750000 x (30 – 15) / 2750000 – ( - 77000 )
                =29.59%



             

Sumber :
¨     Hasnawati SE, Ak. Mkom(Fak. Ekonomi – Universitas Trisakti  2010)
·                 Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan,
·                        
            Syafri Sofyan, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Rajawali Pres, Jakarta, 2008.

Other Link :
             www.gunadarma.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar